dan hidup akan baik-baik saja.

Adam A. Abednego
2 min readJun 17, 2023

--

Photo by Denis Vdovin on Unsplash

menyedihkan bagaimana hidupku bak kereta yang mondar-mandir dari stasiun ke stasiun lainnya — betapa dengan cara apa aku akan meninggalkan mereka yang kucinta untuk mencari tujuan berikutnya. seberapa dalam pun aku mencintai orang-orang di sekelilingku, aku akan memutus hubungan dengan mereka yang kuklaim cintai. ambisi menuntutku mati, hari-hari menuntun mereka pergi. dan hidup akan baik-baik saja.

kupeluk diriku setiap pagi, sebab orang bilang tidak ada seorang pun yang mampu mencintaiku lebih dari diriku sendiri. mereka tidak tau berapa kali aku ingin mengganti namaku. barangkali aku telah menemukan tajuk baru dalam lembar hidupku yang semrawut: cara terbaik mencintai seseorang adalah dengan berpura-pura tidak mencintainya. tidak ada yang perlu diusahakan. tidak ada yang dikecewakan. kita sepi sendiri-sendiri, menderitalah kita senantiasa. dan hidup akan baik-baik saja.

tapi mungkin kali ini aku ingin melakukan hal yang berbeda. aku akan menghentikan keretaku. aku ingin menjadi kereta paling lambat. aku ingin menjadi kereta yang mudah menyerah. aku ingin menjadi kereta yang santai dan seapa adanya. meski kemungkinan besar tak ada lagi masinis yang sudi menaiki, di ujung gudang persediaan aku akan menemukan keretamu. tak ada siapa-siapa di sana selain gerbong-gerbong kita yang usang dan penuh karat. tidak ada ekspektasi penumpang. tidak ada tuntutan pimpinan. tidak ada kewajiban tepat datang. cuma ada kita berdua yang belajar menua bersama. dan hidup akan baik-baik saja.

--

--