Perihal Tempat Tinggal

Adam A. Abednego
1 min readJun 12, 2019

--

Beberapa hari kebelakang banyak sekali pertanyaan-pertanyaan bermunculan. Mengapa sepasang dipertemukan ketika mereka akhirnya dipisahkan — Mengapa matahari harus terbit ketika dalam beberapa jam akan digantikan oleh bulan — Mengapa kita sibuk mengurusi perkara orang lain ketika diri sendiri masih banyak yang harus dibenahi.

Orang-orang lalu-lalang sembari mengumpat, memesan kopi, dan kemudian menaiki kendaraan — atau menaiki hal-hal yang tak pasti — untuk segera pergi. Kebanyakan dari mereka tidak tahu apa yang sedang dilakukan, beberapa sudah merencanakan akan kemana saja ia berjalan. Tetapi yang pasti, mereka semua tahu kemana akan pulang.

Barangkali kita tidak perlu repot-repot mencari — hanya perlu dipahami — bahwa; orang-orang yang lalu-lalang tahu kemana harus merebahkan badan. Dan ketika terbenam, matahari kembali pada sesuatu yang mungkin tadinya ia tinggalkan.

Kau bisa menemukan aku di antara perjalanan orang-orang dan matahari yang menembus awan. Aku tahu kemana harus pulang — sekarang. Memang ada kemungkinan aku akan memiliki tempat tinggal lainnya — apartemen, kamar kost, atau sekadar bermalam di hotel berbintang — dan bisa saja selamanya aku berada pada rumahku yang sekarang. Tapi rasanya terlalu jauh untuk memikirkan itu, jika ternyata kita masih nyaman.

Semoga rumahnya tidak ada yang rusak parah, dan kalaupun ada, ya kita perbaiki saja.

--

--

Adam A. Abednego
Adam A. Abednego

Written by Adam A. Abednego

Pembaca dan penulis yang sedang belajar mendengar.

No responses yet