Seperempat

Dari tahun ke tahun rasanya akan selalu menjadi pergumulan tersendiri bagi saya jika sudah mendekati hari ulang tahun. Selain bertambahnya usia, saya masih memiliki hubungan yang kompleks dengan ulang tahun. Alasannya sangat bermacam-macam, dari mulai tidak menyukai suasana ramai hingga elemen-elemen ulang tahun yang sangat saya hindari– yaitu sebuah kejutan.

Saya termasuk satu dari sebagian kecil orang yang tidak menyukai kejutan, dan ulang tahun tentu sangat identik dengan hal tersebut. Saya nyaman dengan keadaan yang berjalan dengan tanpa terjadinya hal-hal yang tidak terduga. Sebab, kejutan bisa berarti baik ataupun tidak–dan saya sangat buruk menanggapi semuanya.

Identifikasi Masalah

Pun ternyata sampai detik ini, itu masih menjadi sebuah isyarat yang sama. Seperti halnya perubahan dari orang-orang yang membaca koran di bus menjadi bermain ponsel sepanjang perjalanan, tingkat kepopuleran yang dilihat dari ucapan ulang tahun pun hanya berubah medium-nya saja menjadi seberapa banyak orang yang mengucapkan ulang tahun dengan cara mengunggah Story di Instagram, lalu kemudian kita tidak ragu untuk menekan tombol “Add to Story”–dan tidak lupa juga menambahkan kata-kata ucapan terima kasih yang sebisa mungkin berbeda-beda. Ini bisa saja menjadi sebuah umpan atau kode tersembunyi dari “hari ini saya berulang tahun, loh.” Dan seharian penuh akun Instagram kita sudah bisa menandingi banyaknya Story Dian Sastrowardoyo. Tanpa mengurangi hormat kepada Mbak Dian. Kebetulan saya salah satu penggemar beliau, buktinya, sampai hari ini saya masih bertanya-tanya apa perbedaan satu purnama di New York dan di Jakarta. Mungkin kalau Mbak Dian membaca—yang sepertinya tidak mungkin—bisa bantu menjawab.

Kembali ke topik, pada hari itu pun kita akan merasa bahagia, walaupun besok sudah tidak, karena kebahagiaan biasanya memang hanya sementara. Saya percaya bahwa ulang tahun diciptakan untuk setidaknya kita bisa berbahagia–meski sehari saja dalam satu tahun. Sisanya, kita bisa mencari dimana saja sebenarnya, sama seperti keluhan-keluhan para pekerja di Ibukota yang bisa kita temukan meski kita tidak mencarinya.

Identifikasi Masalah (Lagi)

Kesimpulan

Semakin bertambahnya usia, saya lebih suka menuliskan sendiri doa serta harapan untuk diri saya ketika berulang tahun, sebab pada akhirnya hanya kita sendiri yang paham doa seperti apa yang ingin dikabulkan–itu pun jika terkabulkan dan tahu kepada siapa berdoa. Tetapi, sekali lagi, tidak ada salahnya berharap, sebab harapanlah yang menyelamatkan kita dari semua penderitaan ketika Kotak Pandora dibuka.

Isi Sebenarnya

Harapannya semoga masih bisa memberikan banyak dampak melalui apapun yang sekarang sedang saya buat, terutama Menjadi Manusia. Dan tidak berhenti menulis, meski akhirnya hanya menjadi catatan untuk diri sendiri, setidaknya dengan menulis saya telah meninggalkan jejak-jejak untuk bisa saya lihat kembali—sudah seberapa jauh kaki saya melangkah.

Akhir kata, selamat berulang tahun bagi kalian semua yang sedang berulang tahun di hari ini, berterima kasihlah dulu kepada dirimu sendiri, sebab kau sudah berhasil tetap hidup dan menghirup apapun yang dihembuskan oleh seisi dunia.

Ada sedikit apresiasi dalam bentuk pertanyaan bagi kalian yang membaca sampai akhir; kira-kira kenapa tulisan ini diberi judul Seperempat?

--

--

Pembaca dan penulis yang sedang belajar mendengar.

Get the Medium app

A button that says 'Download on the App Store', and if clicked it will lead you to the iOS App store
A button that says 'Get it on, Google Play', and if clicked it will lead you to the Google Play store